Setelah mengenal Allah SWT sebagai Tuhan, tentu
kita ingin mengetahui lebih dalam apa kehendak-Nya, apa yang dicintai dan
dibenci-Nya. Namun karena kita adalah makhluk yang fana, sementara Allah adalah
Dzat yang Maha Mutlak (Absolute), maka kita tidak akan mampu menjangkau
atau memahami apa kehendak-Nya. Oleh karena itu, atas kasih sayang-Nya maka Dia
berkenan menyampaikan apa kehendak-Nya, apa yang Dia cintai dan Dia benci
melalui firman-firman-Nya. Firman-firman Allah SWT itulah yang kemudian disampaikan kepada para manusia
pilihan-Nya yakni para Nabi dan Rasul, melalui perantaraan Malaikat
Jibril.
Allah SWT mengirimkan para Nabi dan Rasul kepada
tiap-tiap ummat untuk menyampaikan kehendak Tuhan kepada manusia agar manusia
bisa hidup bahagia. Nabi dan Rasul itu diutus berkesinambungan untuk ummatnya
masing-masing. Hingga Allah SWT berkehendak bahwa Dia mengakhiri pengiriman Nabi dan Rasul dengan
diutusnya Nabi akhir zaman, yaitu Nabi Muhammad SAW. Maka setelahnya tidak ada
Nabi dan Rasul lagi. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Ahzab
[33] ayat 40:
”Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu”.
اَشْهَدُ اَنْ لاَّاِلهَ اِلاَاللهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًارَّسُوْلُ اللهُ