Oleh : Triat Adi Yuwono
Dalam ajaran agama Islam, manusia bersifat relatif dan lemah sehingga dia tidak mungkin mampu menjangkau Tuhan sebagai Dzat yang mutlak. Oleh karena itu, manusia pada hakekatnya tidak mengenal siapa Tuhannya. Namun Tuhan sendirilah yang berkenan memperkenalkan diri-Nya kepada manusia melalui wahyu yang disampaikan kepada orang-orang yang dipilih-Nya, yaitu para Nabi dan Rasul. Inilah perkenalan Tuhan kepada manusia yang disampaikan melalui wahyu (yaitu Al-Qur’an) :
”Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)
selain Aku, Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (QS.Thoha [20]:14)
Allah juga menyampaikan karakteristik-Nya kepada
manusia yang sesuai dengan logika dan karakter Tuhan
seperti yang telah disampaikan sebelumnya. Sebagai acuan dapat dilihat pada firman-Nya
dalam Al Quran surat Al Ikhlas [112] ayat 1 – 4:
”Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Di
Ayat 1 :
Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
Pada ayat di atas Allah SWT menjelaskan
bahwa Dia hanya ada satu, esa, tunggal, tidak ada yang lain. Hal ini bersesuaian
dengan karakter Tuhan yang ke 3, yaitu unique (satu-satunya).
Ayat 2 :
”Allah tempat bergantung
kepada-Nya segala sesuatu”
Ayat 3-4 :
”Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia”
Allah menjelaskan bahwa Dia tidak memiliki anak dan
Dia juga bukan hasil dari peranakkan. Berbeda dengan makhluk-Nya yang memiliki
anak atau keturunan untuk melangsungkan jenisnya. Dia juga berbeda dengan
makhluk-Nya yang berasal dari peranakkan, memiliki induk. Allah berbeda dengan
itu semua. Allah juga menjelaskan bahwa tidak ada sesuatupun yang setara dengan
Dia, tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Hal ini bersesuaian
dengan karakter tuhan yang ke 2, yaitu distinct (tidak ada yang
menyamai).
Dari penjelasan di atas, maka Tuhan dalam ajaran agama
Islamlah yang memiliki konsep sesuai dengan karakter Tuhan yang sesuai dengan akal manusia, yaitu Absolute (mutlak), distinct (tidak ada yang menyamai) dan
unique (satu-satunya).
Konsep ke-Tuhanan dalam Islamlah yang benar, karena
konsep itu sesuai dengan akal manusia dan wahyu yang mana kedua-duanya berasal
dari Tuhan. Dengan kita mengetahui Tuhan yang benar, maka hati kitapun
akan menjadi tenang karena kita yakin akan keakuratan kebenarannya. Tuhan yang
benar itu adalah Allah SWT, Dzat Yang Maha Kuasa, Dzat Yang Tidak Ada Yang
Menyamai dan Dzat Yang Maha Esa.
Ketika kita mengingat Tuhan Allah SWT, maka hati (rasa) kita akan menjadi tenteram, bahagia. Inilah yang diinginkan oleh manusia dalam pencariannya terhadap Tuhan. Sebagaimana Firman-Nya dalam QS. Ar Ra’du [13] ayat 28:
“Orang-orang
yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar