Selasa, 03 Januari 2023

KONSEP KETUHANAN ISLAM

 


                    Oleh : Triat Adi Yuwono

Dalam ajaran agama Islam, manusia bersifat relatif dan lemah sehingga dia tidak mungkin mampu menjangkau Tuhan sebagai Dzat yang mutlak. Oleh karena itu, manusia pada hakekatnya tidak mengenal siapa Tuhannya. Namun Tuhan sendirilah yang berkenan  memperkenalkan diri-Nya kepada manusia melalui wahyu yang disampaikan kepada orang-orang yang dipilih-Nya, yaitu para Nabi dan Rasul. Inilah perkenalan Tuhan kepada manusia yang disampaikan melalui wahyu (yaitu Al-Qur’an) :

”Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (QS.Thoha [20]:14)

 Dari perkenalan Tuhan dalam ayat di atas, maka dapat diketahui bahwa nama-Nya adalah Allah. Dia juga menjelaskan bahwa tidak ada tuhan yang hak selain Dia. Dia menyuruh makhluk-Nya untuk hanya menyembah kepada-Nya saja dan mendirikan shalat untuk mengingat-Nya. Maka umat Islam di seluruh dunia akan menyembah hanya kepada satu Tuhan yang bernama Allah. Dan seluruh umat Islam akan seragam dalam menyebut nama-Nya, karena Dia sendiri yang memperkenalkan nama-Nya itu, yaitu Allah.

Allah juga menyampaikan karakteristik-Nya kepada manusia yang sesuai dengan logika dan karakter Tuhan seperti yang telah disampaikan sebelumnya. Sebagai acuan dapat dilihat pada firman-Nya dalam Al Quran surat Al Ikhlas [112] ayat 1 – 4:

”Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Di

Ayat 1 :

Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 

Pada ayat di atas Allah SWT menjelaskan bahwa Dia hanya ada satu, esa, tunggal, tidak ada yang lain. Hal ini bersesuaian dengan karakter Tuhan yang ke 3, yaitu unique (satu-satunya).

Ayat 2 :

”Allah tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu”

 Allah SWT adalah tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Segala sesuatu membutuhkan-Nya, sedangkan Dia tidak membutuhkan segala sesuatu karena Dia Maha Kuasa, Maha Perkasa, Maha Segalanya. Hal ini bersesuaian dengan karakter tuhan yang ke 1, yaitu absolute (mutlak). 

Ayat 3-4 :

Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada  sesuatupun yang setara dengan Dia”

Allah menjelaskan bahwa Dia tidak memiliki anak dan Dia juga bukan hasil dari peranakkan. Berbeda dengan makhluk-Nya yang memiliki anak atau keturunan untuk melangsungkan jenisnya. Dia juga berbeda dengan makhluk-Nya yang berasal dari peranakkan, memiliki induk. Allah berbeda dengan itu semua. Allah juga menjelaskan bahwa tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia, tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Hal ini bersesuaian dengan karakter tuhan yang ke 2, yaitu distinct (tidak ada yang menyamai).

Dari penjelasan di atas, maka  Tuhan dalam ajaran agama Islamlah yang memiliki konsep sesuai dengan karakter Tuhan yang sesuai dengan akal manusia, yaitu Absolute (mutlak), distinct (tidak ada yang menyamai) dan unique (satu-satunya).

Konsep ke-Tuhanan dalam Islamlah yang benar, karena konsep itu sesuai dengan akal manusia dan wahyu yang mana kedua-duanya berasal dari Tuhan. Dengan kita mengetahui Tuhan yang benar, maka hati kitapun akan menjadi tenang karena kita yakin akan keakuratan kebenarannya. Tuhan yang benar itu adalah Allah SWT, Dzat Yang Maha Kuasa, Dzat Yang Tidak Ada Yang Menyamai dan Dzat Yang Maha Esa.

Ketika kita mengingat Tuhan Allah SWT, maka hati (rasa) kita akan menjadi tenteram, bahagia. Inilah yang diinginkan oleh manusia dalam pencariannya terhadap Tuhan. Sebagaimana Firman-Nya dalam QS. Ar Ra’du [13] ayat 28:

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”

 Dengan demikian, sesuailah konsep ke-Tuhanan dalam ajaran Islam antara rasa, rasio dan wahyu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar