Senin, 28 Februari 2022

NALURI DASAR MANUSIA MENGAKUI ADANYA TUHAN

 



Oleh : Triat Adi Yuwono

Dalam diri setiap manusia ada kesadaran dari dalam jiwanya bahwa ada kekuatan yang melampaui kekuatan dirinya dan juga kekuatan alam. Ini adalah naluri dasar yang dibawa oleh setiap manusia, tanpa harus ada yang mengajarinya. Apabila manusia mau merenungi kehidupan, mau menggunakan akal dan hatinya secara bersih dan membebaskan dirinya dari belenggu warisan nenek moyang, pengaruh budaya, tempat tinggal dan membiarkan fitrah alaminya, niscaya ia akan mendapati bahwa ada yang menciptakan segala sesuatu, yang mengatur segala urusan, yang dimintai pertolongan, yang diagungkan, yang disegani, yang diharap dan dituju, yaitu Tuhan.

Naluri dasar ini kadang tertutupi oleh kesombongan manusia karena ia hidup dalam kemewahan, kecukupan dan kesenangan-kesenangan semu. Namun sebaliknya, ketika manusia ditimpa musibah dan kepahitan hidup maka hilanglah kesombongan yang menyelimuti hatinya dan ia kembali ingat kepada Yang Maha Kuasa, Tuhannya, dengan berdo’a dan menyandarkan diri kepada-Nya.

Naluri dasar ini biasanya juga akan muncul secara ’otomatis’ ketika manusia berada dalam keadaan mencekam, bahaya atau ketakutan. Ia secara naluri akan memohon atau meminta perlindungan kepada ’sesuatu’ yang lebih hebat dari kekuatan-kekuatan itu. Ia akan berdo’a dan berlindung kepada Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa naluri dasar manusia adalah percaya kepada adanya Tuhan dan Tuhan sendirilah yang menanamkan naluri dasar itu, agar mereka mau mengenal-Nya.

Minggu, 27 Februari 2022

KEAJAIBAN PENCIPTAAN PADA IKAN SIDAT

 

                                                            Oleh : Triat Adi Yuwono

Ikan sidat hidup di sungai-sungai besar di benua Afrika, Eropa dan Amerika. Ketika ikan ini berumur 5-7 tahun, ia akan meninggalkan sungai dan berpindah menuju laut. Di sanalah ia bertemu dengan ikan-ikan sejenis yang datang dari berbagai penjuru dunia. Di tempat itu ikan sidat menyelam hingga kedalaman 500 meter di bawah permukaan air laut, dimana ikan betina akan bertelur dan ikan jantan menaruh spermanya di dekat telur-telur itu, kemudian pada saat yang sama induk jantan dan betina mati. Telur-telur itu kemudian pecah dan keluarlah anak-anak ikan sidat yang sangat kecil. Anak ikan sidat kemudian akan berenang menuju tempat asal induknya, melalui jalan yang sama yang dilalui induknya tanpa tersesat. [1]

Meskipun anak ikan sidat menetas di tengah lautan luas dan tidak mengetahui serta mendapatkan pelajaran apapun dari induknya, ia bisa menemukan sungai tempat hidup induknya. Anak ikan sidat yang induknya hidup di perairan sungai-sungai di Amerika akan menuju ke sungai asal induknya di Amerika. Anak ikan sidat yang induknya hidup di perairan sungai-sungai di Afrika akan menuju ke sungai asal induknya di Afrika, demikian juga ikan sidat yang induknya hidup di sungai Eropa akan menuju ke sungai di Eropa. Tidak pernah ditemukan ikan sidat Afrika tertangkap di Eropa atau Amerika dan sebaliknya. Setelah hidup di sungai tempat hidup induknya, pada usia 5-7 tahun mereka akan bermigrasi ke laut untuk bertelur dan mati di sana. Begitulah terus menerus dari generasi demi generasi ikan sidat berperilaku seperti leluhur mereka.

Siapakah yang memberikan petunjuk kepada anak ikan sidat sehingga mereka bisa menemukan sungai tempat hidup induknya tanpa tersesat ? Siapakah yang mengajari agar ikan sidat menuju ke laut untuk bertelur dan mati di sana dari generasi ke generasi ? Tuhanlah yang memberikan petunjuk dan mengajari ikan sidat untuk melakukan itu.



[1] Nadiah Thayyarah. 2014. Buku Pintar Sains dalam al-Qur’an. Penerbit Zaman: Jakarta, hal:558

Selasa, 22 Februari 2022

IKAN SALMON DAN KEAJAIBAN PENCIPTAAN

 

 


Oleh : Triat Adi Yuwono

Ikan salmon dilahirkan di hulu beberapa sungai di Amerika kemudian bermigrasi ke bagian delta sungai untuk selanjutnya ke ujung Samudra Atlantik di kawasan pantai-pantai di Perancis. Ikan Salmon menghabiskan bertahun-tahun hidupnya di lautan, hingga pada masa akhir hidupnya dia kembali lagi ke delta sungai dan ke hulu sungai tempat dia dilahirkan dengan melawan arus sungai.

Jika ikan salmon dalam perjalanan pulang ke hulu sungai tempat ia dilahirkan terbawa arus menuju anak sungai lain yang bukan tempat dia dilahirkan, maka ia akan tahu dan akan meretas jalan kembali menuju sungai tempat kelahirannya yang sebenarnya. Di sungai itulah ikan salmon akan bertelur dan beberapa waktu kemudian akan mati.

Generasi baru yang berasal dari telur ikan salmon itu dilahirkan tanpa mengenal sedikitpun tentang induknya dan tidak belajar apapun darinya. Kemudian generasi baru tersebut bermigrasi ke laut dan menghabiskan masa hidupnya di sana, lalu kembali pulang ke sungai untuk bertelur dan mati di sana[1]. Begitulah dari generasi demi generasi ikan salmon lahir di hulu sungai, bermigrasi ke laut dan kembali ke hulu sungai tempat kelahirannya. Siapakah yang mengajari dari generasi demi generasi ikan Salmon untuk bermigrasi ke laut dan kembali ke hulu sungai tempat kelahirannya, padahal mereka tidak mengenal dan tidak belajar dari induknya? Mungkinkah ini kebetulan semata ? Jika hanya kebetulan, mengapa hal itu terus menerus terjadi secara teratur ? Tentu peristiwa ini bukanlah hanya kebetulan semata, tetapi ada yang mengajari dan menanamkan insting tersebut kepada ikan Salmon sehingga mereka melakukan hal itu secara turun temurun dari generasi ke generasi. Yang mengajari dan menanamkan insting tersebut kepada ikan Salmon adalah Tuhan Yang Maha Bijaksana, yang telah menciptakannya.



[1]
Nadiah Thayyarah. 2014. Buku Pintar Sains dalam al-Qur’an. Penerbit Zaman: Jakarta,
hal:566-567