Kamis, 03 Maret 2022

MORAL MANUSIA DAN KEBERADAAN TUHAN

Oleh : Triat Adi Yuwono

Setiap manusia memiliki kecenderungan terhadap nilai kebaikan dan kebenaran serta tidak suka terhadap keburukan dan kejahatan. Setiap orang tentu tidak suka ketika ia diperlakukan secara buruk oleh orang lain. Setiap orang pasti tidak suka ketika dia dibohongi. Setiap orang pasti tidak suka ketika barang miliknya dirampas oleh orang lain.

Sementara itu, setiap orang pasti suka ketika ada orang yang menolongnya dengan kasih sayang saat ia membutuhkan bantuan. Setiap orang pasti senang ketika ada orang jujur yang mengembalikan dompetnya yang jatuh secara utuh tanpa ada barang yang hilang. Setiap orang pasti akan senang ketika melihat keindahan bunga-bunga di taman dan pepohonan yang hijau rindang.

Mengapa ada perasaan yang sama bagi setiap orang bahwa ia tidak suka terhadap keburukan, kejahatan dan suka terhadap nilai-nilai kebaikan; kasih sayang, kejujuran, keindahan, tanggung jawab dan sebagainya? Mengapa ada perasaan yang sama meskipun berbeda bangsa dan budaya? Mengapa ada perasaan yang sama meskipun terpisah jarak yang jauh berbentang samudera dan benua? Mengapa ada perasaan yang sama meskipun tidak saling kenal mengenal satu sama lain? Tentu ada yang menanamkan perasaan universal agar manusia cenderung kepada kebaikan moral, sehingga manusia menyadari bahwa menunundukkan diri kepada perintah moral hati nurani lebih utama daripada semata-mata menundukkan diri kepada hawa nafsu. Tuhan-lah yang telah menanamkan perasaan universal itu kepada setiap manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar