Oleh : Triat Adi Yuwono
Salah satu pertanyaan yang ingin diketahui oleh manusia jawabannya selama ribuan tahun adalah tentang bagaimana alam semesta ini ada. Berbagai mitologipun berkembang untuk menjelaskan asal muasal alam semesta ini. Berbagai keyakinan dan pemikiran dari berbagai bangsa dan budaya juga tidak luput membahas hal ini. Tidak hanya para teolog dan filsuf, para ilmuwanpun ingin mengetahui bagaimana alam semesta ini ada, maka kemudian disusunlah berbagai teori dan juga penelitian untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan itu.
Pada tahun 1929 Edwin Hubble menggunakan teropong bintang terbesar di dunia untuk mengamati galaksi-galaksi di alam. Dari hasil pengamatannya diketahui bahwa ternyata galaksi-galaksi tersebut bergerak saling menjauh, hal ini menunjukkan bahwa alam semesta mengembang! Jika waktu ditarik ke belakang, maka dapat disimpulkan bahwa dahulu alam semesta ini berasal dari satu titik yang meledak hingga terus berkembang sampai saat ini. Teori inilah yang disebut dengan teori big bang (Ledakan Dahsyat/ Dentuman Besar).
Dari teori ini diketahui bahwa alam semesta ini memiliki permulaan dengan adanya peristiwa ledakan dahsyat yang terjadi sekitar 20 milyar tahun lalu. Dari ledakan itulah kemudian terbentuk bintang-bintang, planet-planet dan galaksi-galaksi selama milyaran tahun. Masing-masing beredar dalam orbitnya dan masih terus mengembang sampai hari ini tanpa mengalami kehancuran.
Ledakan sangat panas yang menjadi awal kelahiran alam semesta pada saat peristiwa big bang diharapkan masih meninggalkan jejaknya di alam. Maka para ilmuwanpun berusaha mencari bukti sisa-sisa dari peristiwa ini. Pada tahun 1964 Wilson dan Penzias dalam observasinya menemukan sisa-sisa radiasi panas yang dipancarkan saat terjadinya big bang di seluruh penjuru alam raya. Ditemukannya bukti sisa radiasi dari ledakan ini menjadikan para ilmuwan menerima teori big bang sebagai teori terbentuknya alam semesta.
Alam semesta yang memiliki permulaan, yang dahulu tidak ada dan kemudian menjadi ada, tentu ada yang menciptakannya. Tidak mungkin alam semesta yang tidak memiliki kesadaran, mengadakan dirinya sendiri. Lalu, siapakah yang menciptakan alam semesta ini sehingga menjadi ada? Yang menciptakan alam semesta ini adalah Tuhan, Dzat Pencipta sebagai sumber awal dan sebab dari segala sesuatu.
Pada peristiwa big bang, terjadi ledakan sangat dahsyat yang pada satu detik setelah penciptaan temperaturnya diperkirakan mencapai 10 milyar derajat[1]. Setiap peristiwa ledakan cenderung menyebabkan ketidak teraturan, cerai berai dan kerusakan. Namun ledakan yang terjadi pada peristiwa big bang berbeda, ledakan itu menghasilkan tatanan yang teratur. Hasil dari ledakan itu adalah terbentuknya planet-planet, bintang-bintang, sistem tata surya dan galaksi-galaksi yang masing-masing beredar menurut orbitnya. Hal ini menunjukkan bahwa ada yang mengontrol ledakan itu sehingga bisa membuat hasil ledakan big bang tersebut menjadi sesuatu yang teratur dan begitu seimbang. Tidak mungkin hasil ledakan big bang yang teratur itu adalah hanya kebetulan saja. Peluang peristiwa big bang terjadi secara kebetulan adalah sebagaimana peluang ledakan sebuah petasan yang sisa kertas ledakannya menjadi poster seorang artis cantik. Alias mustahil. Maka siapakah yang mengatur dan mengontrol ledakan big bang itu? Tentu yang mengatur dan mengontrol ledakan itu adalah Dzat Yang Maha Hebat, Dia itu adalah Tuhan. Dia pulalah yang telah menciptakan hukum gravitasi dan hukum-hukum fisika lain yang menyebabkan hasil dari ledakan big bang tidak berhamburan.
Laju dari ledakan big bang sangat mendekati angka kritis. Perbedaan yang sangat kecil pada lajunya akan menyebabkan kehancuran. Jika laju pengembangan satu detik setelah Dentuman Besar lebih kecil dari satu per seratus ribu juta (1:100.000.000.000 atau satu per seratus milyar), maka alam semesta akan runtuh kembali sebelum mencapai ukurannya seperti sekarang[2]. Jika laju pengembangan satu detik setelah Dentuman Besar lebih besar dari harga kritis, maka alam semesta akan terlalu mengembang yang akan menjadikannya hancur berhamburan. Hal ini menunjukkan bahwa ada Dzat yang mengatur secara cermat dan tepat peristiwa big bang sehingga ledakan itu menghasilkan tatanan alam semesta yang teratur dan seimbang seperti ini. Siapakah yang mengatur itu semua? Yang mengatur itu adalah Tuhan Dzat Yang Maha Cerdas. Tuhan-lah yang telah mengatur peristiwa big bang dengan sangat cermat sehingga tidak terjadi kesalahan sedikitpun dalam penciptaan-Nya. ”Tuhan tidak bermain dadu”, kata Albert Einstein.
Persitiwa big bang menunjukkan bahwa ada yang merancang dan menciptakan alam semesta. Sang perancang dan pencipta alam semesta itu adalah Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar