Selasa, 25 Oktober 2016

BANTAHAN TEORI: SESUATU ADA KARENA BISA DITANGKAP PANCA INDERA




Oleh : Triat Adi Yuwono
Emanuel Kant berpendapat bahwa pikiran manusia hanya mampu memahami hal-hal yang ada di dalam ruang atau waktu dan tidak memiliki kompetensi untuk berpikir tentang realitas yang berada di luar kategori ini[1]. Penalaran kita dapat berlaku hanya pada wilayah pengalaman, pada dunia fenomenal yang benar-benar dapat kita amati (dapat dijangkau panca indera). Upaya apapun untuk berteori tentang “realitas” yang terletak di balik objek-objek pengalaman pasti mengalami kegagalan.[2]
Sebagian orang mengambil pendapat Emanuel Kant dengan menyatakan: “Sesuatu ada karena bisa ditangkap panca indera”. Benda-benda di sekitar kita ada karena bisa ditangkap panca indera; bisa dilihat, diraba, dicium, didengar, dan atau dibaui. Sesuatu yang tidak bisa ditangkap panca indera, berarti tidak ada. Demikian juga Tuhan, karena Tuhan tidak bisa dijangkau oleh panca indera, maka Tuhan itu tidak ada.
Bantahan:
Sesuatu yang tidak bisa ditangkap panca indera bukan berarti sesuatu itu tidak ada. Contohnya adalah nyawa. Nyawa tidak dapat dijangkau oleh panca indera, tidak dapat diraba, dicium, dirasa, dilihat dan didengar, namun kita yakin bahwa nyawa itu ada. Demikian juga Tuhan, Tuhan memang tidak bisa ditangkap oleh panca indera, namun bukan berarti Dia itu tidak ada. 


Kunjungi juga: www.comicmoslem.blogspot.com 



[1] Karen Armstrong. 2014.Sejarah Tuhan. Mizan  Media Utama: Bandung, hal:468
[2][2] Paul Davis. Membaca Pikiran Tuhan. Dasar-dasar Ilmiah dalam Dunia yang Rasional. Pustaka Pelajar: Yogyakarta, hal: 26


Tidak ada komentar:

Posting Komentar