Oleh : Triat Adi Yuwono
Pada tahun 1859 Charles Darwin menerbitkan buku Origin
of Spesies. Dalam bukunya Darwin menyatakan bahwa makhluk hidup yang ada
berasal dari satu keturunan yang berubah secara lambat dan kemudian menjadi spesies
yang berbeda-beda:
“Analogi membawa saya satu
langkah lebih maju, yaitu pada keyakinan bahwa semua hewan dan tanaman
diturunkan dari satu prototipe”[1].
Ia
berpendapat bahwa keragaman spesies ada karena faktor alam, bukan karena
diciptakan oleh Tuhan. Ia menuliskan dalam bukunya :
“Karena spesies diproduksi dan
lenyap oleh penyebab-penyebab yang bertindak lambat dan masih tetap ada, dan
bukan karena tindakan-tindakan ajaib penciptaan dan bencana...”[2]
Darwin menyebutkan orang yang memiliki keyakinan bahwa
makhluk hidup diciptakan secara sempurna oleh Tuhan adalah orang yang bodoh. Ia
mengatakan:
“...saya sama sekali tidak
berharap untuk meyakinkan para naturalis berpengalaman yang pikirannya dipenuhi
dengan sejumlah besar fakta-fakta yang selama bertahun-tahun kesemuanya
dipandang dari sudut pandang yang berlawanan dengan sudut pandang saya. Begitu
mudah kita menyembunyikan kebodohan dengan ungkapan-ungkapan seperti ‘rencana
penciptaan’, ‘kesatuan desain’, dan seterusnya, dan berpikir kalau kita telah
memberi penjelasan padahal kita hanya menjelaskan ulang suatu fakta.”[3]
Bantahan:
Keanekaragaman spesies tidak mungkin terjadi secara
kebetulan yang diakibatkan oleh faktor alam semata, karena masing-masing spesies
memiliki struktur dan sistem tubuh yang
begitu kompleks dan menakjubkan. Hewan atau tumbuhan yang paling sederhana
sekalipun memiliki struktur dan sistem yang begitu kompleks yang sesuai untuk
kehidupannya. Bahkan manusia sebagai makhluk yang paling cerdas sekalipun tidak
mampu membuatnya. Bagaimana mungkin itu terjadi secara kebetulan? Tentu itu semua
adalah hasil rancangan dan penciptaan Zat Yang Maha Cerdas, yaitu Tuhan.
Menurut
teori evolusi, setiap spesies makhluk hidup berasal dari pendahulunya. Spesies
yang telah ada sebelumnya berubah menjadi spesies lain seiring dengan waktu dan
semua spesies muncul menjadi ada dengan cara ini sedikit demi sedikit selama
jutaan tahun. Jika hal ini memang terjadi, spesies peralihan yang sangat banyak
haruslah pernah ada dan hidup selama masa perubahan yang panjang ini.[4]
Namun, sampai saat ini tidak pernah ditemukan fosil peralihan ini. Darwin
menuliskan:
“Hendaknya tidak dilupakan, bahwa
dewasa ini, dengan spesimen sempurna untuk diteliti, dua bentuk jarang dapat
dihubungkan dengan varietas pertengahan dan dengan demikian terbukti sebagai
spesies yang sama, sampai banyak spesimen terkumpul dari banyak tempat; dan
dalam hal ini spesies fosil ini jarang dapat dilakukan oleh para ahli palaentologi....Hal ini hanya dapat
dihasilkan oleh pakar geologi masa depan dengan penemuan sangat banyak gradasi
penengahnya dalam keadaan fosil; dan keberhasilan seperti itu bagi saya adalah
mustahil dicapai dengan derajat yang tinggi”[5].
Teori
evolusi tidak didukung oleh bukti ilmiah, Darwin sendiri mengakui ketidak
lengkapan data geologinya:
“... tidak dapat diragukan bahwa
catatan geologi, secara keseluruhan dipandang sangat tidak sempurna; tetapi
bila kita batasi perhatian kita pada satu formasi, ini akan menjadi sangat
sulit untuk memahami mengapa kita tidak menemukan varietas yang
bertingkat-tingkat antara spesies-spesies serumpun yang hidup pada masa permulaan dan penutupannya...”[6]
Oleh karena itu,
teori evolusi tidak bisa diterima secara ilmiah. Kalaupun dalam beberapa hal
teori ini benar, justeru membuktikan kebenaran adanya Tuhan yang menciptakan
proses kejadian tersebut.
Kunjungi juga: www.comicmoslem.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar