Oleh : Triat Adi Yuwono
Isaac Newton (1642-1727) adalah salah seorang ilmuwan
terbesar dalam sejarah[1].
Ia adalah seorang ahli astronomi Inggris yang menemukan hukum gravitasi dan berbagai
penemuan ilmiah lain.
Newton merasa yakin telah mendapatkan bukti tentang
eksistensi Tuhan ketika merenungkan tentang fenomena alam. Mengapa gravitasi
internal benda-benda langit tidak menarik semua benda itu menjadi satu masa
yang besar? Hal ini disebabkan karena benda-benda tersebut telah dengan sangat
cermat disebarkan di angkasa dengan cukup jauh untuk mencegah hal tersebut
terjadi. Tentu yang melakukan dan merancang itu semua adalah suatu Agen yang
berkecerdasan. Newton mengatakan: “Gravitasi mungkin dapat menggerakkan
planet-planet, namun tanpa kekuatan Ilahiah, gravitasi takkan pernah bisa
membuat planet-planet itu bergerak sirkular terhadap matahari sebagaimana
adanya. Dengan alasan ini dan beberapa alasan lainnya, saya terdorong untuk
menisbahkan kerangka sistem itu kepada suatu Agen yang berkecerdasan”[2].
Selain berkecedasan, Agen ini pasti memiliki kekuatan
luar biasa untuk menata semua benda yang bermassa besar itu. Newton
menyimpulkan bahwa kekuatan asal yang telah menggerakkan sistem yang tak
terbatas dan rumit ini adalah dominatio (penguasa), satu-satunya yang
bertanggungjawab atas alam semesta. Penguasa itu adalah Tuhan yang memiliki
sifat Ilahiah. Newton menjelaskan sifat Tuhan yang lain dari sifat Maha kuasa
dan Maha Bijaksana dengan menyatakan:
“Sistem mahaindah yang terdiri atas matahari, planet dan
komet-komet ini hanya mungkin berasal dari rancangan dan kekuasaanWujud yang
cerdas dan perkasa... Dia abadi dan tak terbatas, Maha Kuasa dan Maha
Mengetahui; artinya, keberadaan-Nya tak berawal dan tak berakhir; kehadiran-Nya
mencakup segala ketakterbatasan; Dia mengatur segala sesuatu, dan mengetahui
segala sesuatu yang akan atau dapat dilakukan... Kita mengenal-Nya hanya
melalui rancangan-Nya yang mahabijaksana dan mahaunggul, dan sebab-sebab akhir;
kita mengagumi kesempurnaan-Nya; namun kita memuliakan dan memuja-Nya karena
kekuasan-Nya: sebab kita memuja-Nya karena kita adalah hamba-Nya...”[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar